Perjalanan Malamku

Written By Dark_Angel on Sabtu, 07 September 2013 | 06.32

Memacu kendaraan roda dua yang disebut motor. Melintasi jalanan yang entah sudah berapa kali aku lintasi. Jalan yang tak berujung. Hanya untuk mencari secarik harapan. Dibawah naungan sang malam yang sedang asik duduk di singgasananya, menciptakan tanya dalam benakku, apakah ia sedang menertawakan “kebodohanku” ataukah ia sedang “mengagumi” sedikit usahaku. Aku berhenti sejenak. Menghilangkan sedikit dahaga “Vega” yang menemaniku malam ini.
Mataku tak berhenti mencari di setiap sudut-sudut jalan, sebuah benda yang terjatuh. Sempat terlintas dalam benakku “Apakah benda itu sangat berharga ? hingga mampu membuatku menyisihkan waktu yang mungkin akan aku sia- siakan dalam lamunan kekosongan. Yang mampu membuatku keluar dari kotak kenyamanan ku. Membuatku mempertaruhkan harapan kosong diatas sebuah meja judi kehidupan. 
Muriidan atau Maha Berkehendak, salah satu dari 99 asmaul husna yang terukir rapi diatas secarik kertas Ariston. Benda itulah yang aku cari. Aku sisihkan semua dingin yang mencoba menusuk kulit. Sunyi dan sepi terkadang hanya menyapa ramah. Membuatku berontak dan mengabaikan semua aturan -aturan jalanan. Hanya pada malam ini. Nyanyian malam tercipta dari mereka yang ku anggap memiliki pemikiran yang sama. Dan sering disebut pengganggu jalanan.

Bermodal sebuah kompas keyakinan, menuntun jalanku kepada ketidak tauan. Hanya mengais sisa harapan yang mungkin masih berceceran. Namun dewi fortuna tak bersamaku malam ini. Aku tersesat di jalan kembali. Membuatku mengibarkan bendera putih dan berkata “Menyerahlah”.  Seharusnya kata itu tak aku inginkan untuk muncul kali ini. Tapi tak ada salahnya ku coba. Untuk menghapus jejak harapan hampa yang masih membekas dalam fikir. Dan untuk membawaku terlelap dalam duniaku kembali.

0 komentar:

Posting Komentar