Bersama Selamanya

Written By Dark_Angel on Sabtu, 20 Desember 2014 | 18.26


                Cinta itu buta, itu yang biasa orang katakan. Hal itu tidaklah aneh, kata itu berlaku untukku. Aku akan melakukan apapun untukmu. Karena hati dan jiwaku telah menjadi milikmu.
                Kau tau, hari ini adalah hari ke 545 atau tepatnya satu setengah tahun, kita telah menjalin sebuah hubungan, mengikat janji untuk saling mencintai, bersama selamanya. Namun sudah setengah tahun berlalu, ketika pertama kali engkau terjatuh dan merasakan sakit di bagian dada. Dan kini kau kembali terbaring dirumah sakit dengan alat-alat aneh yang tak kutahu itu. Karna aku memamang bodoh. Aku bodoh telah membiarkanmu menderita. Mereka mengatakan kamu memiliki penyakit lemah jantung, hanya itu yang ku ketahui. Aku tidak pernah mengetahui dengan pasti bahwa penyakitmu kambuh karena aku. Ketika kau bersamaku kau mengatakan bahwa jantungmu akan berdetak lebih cepat, karena kau mencintaiku. Dan itu akan membuatmu kembali terbaring dan akan lebih parah.
                Andai ku tau lebih awal. Aku akan lebih menjagamu. Aku harap aku dapat menggantikanmu. Merasakan rasa sakitmu . merasakan rasa sakit yang kau tahan ketika benar benar mencintaiku. Itulah yang selalu ku pikirkan.
                Tuhan mengabulkan doaku. Sebuah catatan medis. Catatan hitam diatas putih memberikan sebuah harapan. Walau itu membuatku terkejut dan sedikit sedih. Namun jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum seperti sebelumnya, akan kulakukan apapun itu.
                Ku berharap setelah kamu membaca surat ini, kau tidak akan membenciku. Ketahuilah bahwa aku hidup bersamamu selamanya.
18.26 | 0 komentar

Sebuah Perpisahan


“Halo, Selamat pagi”
“Selamat Pagi, ada Apa ?”
“Bisakah kita bertemu di tempat biasa 2 jam lagi ?”
“Baiklah, aku akan datang, aku harap kali ini benar-benar akan berakhir”
“yah, kuharap begitu”
                Gangang telepon yang tertutup, dan sebuah mawar mawar merah yang terletak diatas fas putih kecil dengan ukiran bunga berwarna biru. Mawar yang telah kusiapkan sehari sebelumnya, untukmu. Semua itu selalu mengingatkanku pada mu. Dihari itu. Ketika kita berjanji untuk bertemu, ditempat biasa. Atau tepatnya sebuah cafĂ© tempat aku, kamu dan dia menghabiskan waktu. Aku tak pernah dapat mendekatimu.
                Aku datang 15 menit lebih awal dari janji yang telah kita tentukan. Hanya untuk memastikan, aku dapat melihatmu berjalan dibawah mentari pagi, kearah ku, dan akan duduk tepat didepan mataku. Untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan.
                Namun sesuatu yang berbeda, tak prnah ku duga telah terjadi. Suara decitan ban, teriakan peringatan, dan seseorang wanita dengan baju putih lengan pendek bergambar beruang yang tergeletak di sebrang jalan, penuh dengan darah. Ambulan yang datang. Dan sebuah kata  dari seorang dokter “kami telah berusaha semampu kami”, membuatku lumpuh dan hilang kesadaran.
                Hari dalam pertengahan musim semi. Ketahuilah, aku tidak pernah melupakan senyumanmu pada hari itu saat engkau melambaikan tangan dan berjalan kearahku. Saat masih bersamaku. Kini hanya suara dari hati kecilku yang masih berbisik “Aku akan selalu mencintaimu”
               
                
18.15 | 0 komentar

Selamat jalan Sahabat

Written By Dark_Angel on Kamis, 10 Juli 2014 | 12.04

Selamat Jalan
Mungkin hanya itu yang dapat ku ucapkan saat ini
Semua canda tawa dan gembira
Hanya menjadi sebuah cerita kecil kita

Taukah kau . . .
Masa putih abu-abu adalah masa kejayaan kita
Disaat kau masih menjadi tokoh utama dalam cerita kehidupan
Kini kau mulai memudar, dan telah memilih jalan yang berbeda

Maafkan kami kawan, yang tak dapat mengikutimu
Maafkan kami kawan, yang tak lagi dapat mengiringi jalanmu
Namun kami kan slalu berdoa untukmu
Dan menjadikanmu salah satu kenangan ter indah kami.

Slamat jalan, skalilagi kuucapkan
Sekarang Tuhan kan menjadi sahabat terbaikmu saat ini
Dan Iringan doa kami kan menjadi penuntun jalanmu
Menuju tempat yang Bahagia . . .
12.04 | 0 komentar

(Bukan) Surat Wasiat

    Bukan maksudku untuk mengharapkan malaikat kematian datang, atau aku sudah bosan dengan kehidupanku. Aku hanya ingin memberikan beberapa pesan kepada orang-orang yang telah ku tinggalkan ketika aku pergi nanti. Dan aku hanya ingin merasakan berharganya hidup ini dengan membuat surat wasiatku sendiri. Karena hanya sedikit orang yang mencoba membuat surat wasiat kematiannya. Mungkin karena kebanyakan orang takut akan datangnya kematian. Biasanya hanya orang-orang yang telah mengetahui kematiannya – seperi telah didiagnosa terkena penyakit mematikan dan diprediksi kematiannya, atau orang – orang lanjut usia lah  yang menyempatkan untuk membuat surat wasiat. Untuk mereka, orang – orang yang ditinggalkan.
    Terdapat sebuah pepatah yang mengatakan “manusia tidak akan pernah merasakan berharganya sehat sebelum ia pernah merasakan sakit”. Begitu juga dengan kehidupan. Masih bayak yang belum merasakan betapa berharganya kehidupan kecuali mereka merasakan kematian – walaupun itu jarang terjadi. Bukankah akan menarik jika kematian seperti menghantuimu. Atau seakan akan kau akan mati besok atau sekarang. Karena kau akan lebih menghargai kehidupanmu. Namun satu yang ku tau malaikat kematian tak pernah mengingkari janjinya.
    Surat ini ditujukan kepada mereka yang pernah mengenalku. Yang merasa kehilangan atau merasa senang dengan kepergianku. Semua yang menangis dan tertawa diatas batunisanku. Aku tau kelak namaku akan diukir diatas sebuah batu nisan berwarna putih diatas gundukan tanah berisi aku – yang tak bernyawa. Aku yang telah dipakaikan kain kafan putih. Aku harap banyak yang datang saat pemakamanku. Karena mungkin doa – doa itu cukup menjadi bekalku.
    Pertama, aku hanya akan mengucapkan “Maaf” atas semua kesalahan yang telah ku lakukan –  karena sepertinya banyak kesalahan yang ku lakukan. Mereka yang merasa pernah ku sakiti atau masih menyimpan dendam. Ku harap rasa itu telah hilang bersama dengan kepergianku terutama untuk keluargaku. Begitupun dengan semua orang yang merasa memiliki salah kepadaku. – mungkin. Aku telah” memaafkan” mu. Walaupun ada beberapa yang tak bisa ku maafkan. Namun takkan lagi dapat ku bawa. Aku juga meminta maaf untuk semua “harapan” yang tak dapat aku wujudkan. Untuk orang – orang yang mungkin kecewa.
    Dan aku berharap tali silaturrahmi yang telah terputus dapat kembali seperti dulu. Mengingat kini beberapa tali yang telah ada mulai menghilang dan terputus. Kebanyakan karena kurangnya transformasi dari generasi tua ke generasi muda atau generasi muda yang enggan melanjutkannya. Bukankah katanya menjalin silaturrahmi akan menambah pahala – walaupun aku tidak tau pahala itu apa ? semua itu hanya menjadi sebuah keinginan kecilku yang kuharap nantinya akan terwujud.
    Untuk yang menangisiku karena ketiadaanku di dunia ini. Kuharap kamu atau kalian merelakanku dan segera menghentikan isakan tangis. Bukannya aku tidak mengharapkan orang orang yang merindukan kepergianku. Tetapi sebenarnya yang ingin ku katakana adalah “Aku tidak pergi kemana-mana, aku hanya kembali kepada – Nya” – mungkin istilah itu yang tepat. Hanya masalah waktu saja aku akan bertemu lagi dengan kalian. Di tempat yang berbeda tentunya.
    Terakhir, aku ingi setelah kepergianku. Kisah – kisahku akan selalu diingat, dan takkan dilupakan. Walaupun ku tau mengingat sesorang yang telah pergi – terutama yang takkan kembali, itu menyakitkan. Karena aku sendiri pernah mengalaminya. Tapi mungkin menurutku dilupakan oleh seseorang yang berharga bagimu akan lebih menyakitkan.
    Hidup itu singkat dan kematian juga tidak begitu buruk. Tergantung seperti apa kita menyikapinya. Aku berharap surat ini dapat dibaca oleh semua orang, baik itu keluarga, saudara, sahabat, teman dan yang lainnya.
11.57 | 0 komentar

Bukan Puisi

Written By Dark_Angel on Jumat, 27 Juni 2014 | 09.27

Ini bukanlah sebuah puisi
Dimana sajak-sajak indah dilantunkan
Setiap kata bermakna, arti dan mendalam
Membuai dan terbuai dalam setiap kata yang terajut

Namun, ini bukanlah sebuah puisi,
Hanya sebuah rangkaian kata yang terukir menjadi sajak sajak yang tak indah
Bermaindengan kata-kata bermakna, arti dan mendalam
Tak membuai dan terbuai dalam setiap kata yang terajut
Karena, ini bukanlah sebah puisi
kata dan kata hanya kata
09.27 | 0 komentar

Para Pria Kesepian

Written By Dark_Angel on Sabtu, 14 Juni 2014 | 12.46

Pria-pria kesepian saat melakukan perjalanan ke gumuk batu, karimata. menunggu senja untuk mencari ketenangan. Mengisi kekosongan. 

12.46 | 0 komentar

Mengenal Duniaku

    Aku masih mengagumi duniaku. Tak beranjak dari tempat yang ingin ku tinggalkan. Masih ku ingat saat ku brkata ”mencoba untuk berubah”. Namun itu hanyalah sebuah kata yang takpernah terwujud dalam diriku ini. Mengingat aku yang sekarang tak jauh beda dari aku yang dulu. Kenyataan takpernah berbohong. Aku masih diriku yang dulu, hanysaja takpernah menjadi diriku yang dulu.
    Aku masih saja memikirkan keresahan-keresahan yang tak berujung. Mencoba tak menyesal dan menyesal. Mencoba tuk berusaha namun masih tak beranjak. Menghilang dan menetap, menjadi sebuah hal yang sama. Duniaku masih milikku. Bahkan mungkin ketika aku menghilang, hanya angin yang masih mencoba mengingatku. Aku menjebak diriku dalam jurang keragu-raguan. Hingga pernah ku berfikir untuk menjadi seseorang yang takpernah terlihat. Muncul dan menghilang. Ada dan tiada, mencoba tak mencolok.


    Membuat sebuah fisualisasi diri yang menjadi sebuah cermin abadi yang ak pernah pecah. Adalah sesuatu yang slalu kulakukan. Aku dan aku yang lain memiliki diriku yang sekarang. Memiliki dua pemikiran yang berbeda. Hanyasaja akulah yang menghendaiknya untuk muncul dan menemani. Pernah terlintas sebuah pertanyaan yang ingin kulemparkan pada semua orang,”Pernahkah kau kesepian ditengah keramaian, disaat yanglain dapat bercengkrama satu samalain ?”. dan yang ku dapat hanyalah sebuah jawaban dari diriku sendiri, “Pernah”. 


    Berfikir seperti itu dapat menjadikanku seorang paranoid. Dimana kau akan percaya bahwa sebaiknya kau tak pernah dilahirkan. Namun ada kalanya, aku masih melihat cahaya diantara gelap. Bahkan keterpurukanku selalu terbayar dengan senyum. Masih ada saja serihan-serpihan bahagia yang terselip diantara tumpukan buku usang yang berjudul ”Kesedihan”. Membuatku percaya kasih Tuhan yang takpernah hilang. Tuhan masih peduli pada hambanya. Setidaknya aku masih percaya itu dalam duniaku. Percaya bahwa tuhan masih adil untuk hambanya yang pendosa.


10.42 | 0 komentar
Diberdayakan oleh Blogger.

Media Manifest

VISITOR

Followers

BThemes

Hubungi Kami

BTricks