Senin, 23 Desember 2014
Hari terakhir untu perjalanan kembali namun bukan waktu untuk perjalanan pulang. Rintik hujan menjadi pemandu
dalam perjalananku, ia tak pernah letih menemaniku. Dari saat aku menginjakkan
kaki pertama meninggalkan rumah , hingga aku samppai di tempat persinggahan
pertama. Ia tetap setia menemaniku menggantikan hangatnya mentari, yang entah
kenapa enggan muncul menampakkan diri.
Kota pensiun, mungkin masih
tetap menjadi julukan untuk kota Bondowoso. Kota yang telah kehilangan kejayaannya,
tertinggal oleh waktu. Akan tetapi dapat menjadi sebuah tempat persinggahan
yang nyaman untukku. Kopi hangat dan sedikit camilan menjadi hidangan pembuka yang
pas pada saat itu. Setidaknya dapat mengusir hawa dingin yang enggan pergi.
Perbincangan kecil yang muncul entah dari siapa yang memulai, cukup untuk
menghabiskan waktuku di tempat itu. Mengharuskanku meninggalkan tempat
kelahiran menuju perantauan.
Hujan yang tak kunjung reda.
Penantian bangku kuliah dan perjalanan yang masih panjang mengharuskanku memacu
motorku dengan cepat. Ditengah perjalnan, aku berpapasan dengan orang yang
aneh. Orang yang mendapat masalah namun tidah mau di permasalahkan, menyusahkan.
Mengejarnya juga menjadi hal yang bodoh yang aku lakukan, disaat ia memacu
motornya dengan kecepatan tinggi. Hanya karena jagrag sepeda yang masih belum di naikkan, membuatku berfikir harus
memperingatkannya.
Akhirnya aku dapat kembali
melihat sang surya duduk di singgasananya. Menyambutku di kota Jember. Kota
perantauan yan menjadi titik kisah dan waktuku. Jalan berliku masih akan tetap
ada. Saat ini aku akan KEMBALI pada dunia dan menunggu hinnga waktunya tiba aku akan PULANG
dengan hasil yang telah ku capai,.
0 komentar:
Posting Komentar